Kali ini saya akan memosting rangkaian kata yang tersimpan rapi
di laptop mini, jika ada waktu saya akan tambah lebih banyak lagi, karena
sewaktu-waktu saya pasti kembali membaca dan bernostalgia di blog ini. Semoga terus ter-inspirasi, ber-inspirasi dan
mampu meng-inspirasi.
CHECK THIS OUT
….
1. BINASA
Sejauh mata memandang,
angan mulai terbang bebas mencari pencerahan
Petualangan hidup akan di
lalui dengan penuh hambatan
Ia mulai berjalan ke arah
utara,
ia melihat tampak air laut
tergenang tanpa ombak berwarna cokelat kemerahan
Saat berada di upuk barat
ia kepanasan
Saat raganya berada di
timur ia terkatung-katung lari ketakutan
Saat itulah ia pergi jauh
ke selatan berharap mendapat ketenangan
Langkah demi langkah ia
lalui namun hanya percerai beraian yang ia saksikan
Tangisan demi tangisan tak
mampu di kendalikan
Benaknya mulai berontak
karena perbedaan yang menghunus hatinya
Bagaimana mungkin tanah
sekelilingnya yang indah
berubah menjadi tandus dan
gersang
binasa sudah persatuan
yang dulu pernah ia rangkul
musnah sudah impiannya
untuk menata bumi
dari kebanjiran,
kepanasan, kelaparan, bahkan kehausan
sejauh apapun kaki
melangkah tak se-titikpun kedamaian yang ia rasakan
kegoyahan membuatnya muak menyaksikan liku-liku
peradapan
saat ini ia hanya mampu duduk terpaku,
dengan tatapan kehampaan dalam kemurkaan
dunia..
2. Takdir Ilahi
Saat
kedua mata bersitatap
Seakan
memandang dari sudut bumi yang sejuk
walaupun
berada di upuk timur
Kesejukan
dan kehangatan tercipta
Menuai
rasa bahagia
Kesenduan
memudar pelan-pelan
Beriringan
dengan pertemuan Takdir Ilahi
Pertemuan
yang menuai kebahagiaan
Kini
tumbuh mekar dan indah
Bagaikan
mawar merah
Sedang
menyerap pesona matahari pagi..
3. Penyesalanku
Cerita dibalik kegundahan dimasa silam
Hanya kenaif’an dalam memaknai segala asa
Menafikan dalam dada
Segala rasa tercurah dalam angan kelam
Jingga bertuai kelabu gelap, pekat..
Berharap sebuah lorong memberikan
jalan menuju cahaya
Diri ini sadar takkan pernah tertemu ujung
terang di ujung sana
Berkisah tentang keindahan dalam keraguan
Menyibak awan putih berkerut lelah
Meyakini yang tak patut untuk diyakini
hingga sirna
Hati terbodohi oleh nafsu sesaat
Penyesalan demi penyesalan berlabuh dalam
diri
Akal sehat tertutupi oleh kenistaan
Bertindak seolah ber-Tuhan,
benar ada nya ber-Tuhan pada keegoan
lidah meredam kemarahan,
namun jiwa terus mengamuk tak menentu
selalu mengundang kegaduhan
tak dapat disalahkan jika cinta berubah
buas menjadi kebencian
mawar merah yang indah diam-diam menusukkan
duri nya ke jantung hati
begitu memilukan kisah pecinta, terkulai
lemah tak berdaya
puisi ini takkan pernah tercipta tanpa
pertemuan itu
air mata bersaksi membasahi pipi
saat tergeletak lunglai,
lidah menjadi kaku membisu diam seribu bahasa
cukup kan saja kisah
ini,dalam kalbu. Luka ku…
4. Tak Lekang oleh Waktu
Aku
sembari menatap bayangmu dalam angan ku
Ada
jiwa yang kosong tanpa mu didepan ku
Cukup,
cukup satu detik saja aku melihat mu
Ada
dihadapku, sudah jelas mengabaikan
Kehampaan
yang sempat ada
Bagiku
kau yang terindah
Sepanjang
masa..
Ada
cinta dan rasa sayang bahkan
Kerinduan
yang selalu hadir
Dalam
diamku, tentang mu
Aku
tak tau mengapa dan bagaimana
Hadirnya
rasa ini,
Sungguh,
tak dapat dipungkiri
Aku
belum pernah mengenalmu saat itu,
Tiada
sulit bagiku menemukan mu
Sejak
itulah aku menamai mu sebagai
Radar
imajinasiku yang takkan pernah lekang oleh waktu..
Mengelak
iya mengelak,
Aku
tahu hal ini selalu aku lakukan
Saat
engkau datang kepada ku, bukan karena ku ragu
hanya
saja, ini bukan lah saat yang tepat
Bagi
kita untuk menyatu
Aku
menginginkan kita dapat meraih
Impian
yang penuh harapan hingga
Terwujud
menjadi sebuah realita
Harap
ku untuk kita,
Tuhan
tak hanya saksi namun Tuhan merestui kebersamaan kita
Dalam
satu keyakinan, menuai keabadian hingga menutup usia..
5.
Intuisi Ku
Hujan kali ini menyiratkan
tentang sebuah rasa yang tergenang didalam hati
Hujan yang turun membawa
keberkahan dan kesejukkan dalam jiwa
Mengingatkan ku pada sosok
seorang bersahaja yang pernah singgah
Terasa rindu menggantung
dalam angan
Aku mencoba pejamkan sebentar
mata ini untuk mengingat langkahnya yang pernah terkenang di pelupuk mata
Hanya anganku saja yang angkuh
mencoba untuk tidak menyadarkan sebuah rasa yang jelas telah tercipta.
Jika benar cinta sejati hanya
datang sekali, akankah rasa yang tersirat dalam dada sebuah penantian manis
yang menuai pada keabadian sejatinya?
Atau kah jika lama tak
tertatap rasa ini menjadi hampa, memudar, hilang bagaikan debu-debu padang
pasir yang berterbangan dan sirna?
Begitu indah
pertanyaan-pertanyaan yang tertahan lembut di dada..
Namun hingga hari ini aku
menyadari bahwa perpisahan jarak dan waktu tak mampu menyurutkan rasa dihati,
Seakan gelombang ombak ditepi
pantai tak henti-hentinya menari ceria menyambut keberkahan percikan air hujan
yang turun dimalam penuh berkah ini
hingga terasa meyakinkan
keesokan hari akan ada awan putih dilangit biru menatap tersenyum mendengar
kisahku, sebagai saksi bisu rasa ini.
walau tanpa pelangi sekalipun
tetap terasa indah pesona nya
Sebuah kisah klasik yang
terangkai dalam penantian panjang seorang pengharap cinta sejati, yang belum
pernah tertemu. Begitu kuat intuisi ini untuk tetap menanti demi kebahagiaan
sejati sesungguhnya yang datang hanya sekali, atau mungkin hanya sekelibat mata
memandang, entahlah
Akan ku tunggu, hai kamu
cinta sejati…
6.
RENUNGAN
Diri yang bergairah berjalan
mencari pencerahan dan penerangan
Di iringi dengan lantunan
indah ayat suci Al-Qur’an
Tak terasa setitik air mata
sebesar biji jagung membasahi pipi
Begitu indah karunia-Nya yang tiada banding dengan apapun
Di dunia yang fana ini
Kesejukan jiwa terasa amat
lekat
Tiada tara maha pemiliki
keelokkan pesona itu
Membawa hati semakin ingin
meraih belaian kasih-Nya
Pengharapan diri untuk pengampunan
dalam do’a
Sungguh permintaan kurang
pantas dari seorang hamba
Penuh pikulan dosa ini..
Berkeping-keping terngiang
kesalahan terumit dalam hidup
Bahkan lebih dari itu yang
tak mampu terucap dengan lisan ini
Hanya pada-Nya lah tempat
mengadu
Karena hanya Dia lah Maha
penolong,
Maha pengampun diri dari
kelemahan..
Ini sebuah renungan kekhuwatiran
yang selalu mendambakan
Kebahagiaan sejati yang
abadi, syurga-Nya..
7. LUKA
Terpisah dalam
kenangan yang bergelimpangan kehampaan
Terasa tak
dapat di lawan dengan tetesan air mata
Terasa sesak
walaupun pelan-pelan rasa itu memudar seiring berjalannya waktu
Jika datang
seorang pangeran dihadapku,
ingin rasa nya ku
meminta ia membawa pergi jauh,
berlari bahkan
terbang jauh ke angkasa agar aku tak bertemu dengan bumi ini lagi
Namun untuk
sesaat aku akan kembali dengan hati yang baru dan ceria
Jika langit
mengijinkan ku duduk manis di sisinya,
aku akan selalu
berkunjung, menangis, bahagia,
dan bercerita
tentang kisah ku padanya
Akan ku
sampaikan pada langit jika bumi ingin bertemu dan menyapa dengan tulus
agar tiada lagi
kebencian dihati, bumi tak pernah membenci langit
Bumi hanya
memiliki kepasrahan hingga langit datang kembali
menyapa dengan
sapaan hangat di depannya
Begitu pula
dengan ku,
ingin ku sampai
kan pada nya
bahwa kebencian
adalah sebuah beban yang akan menyulitkan rasa
untuk menuai
kebahagian di kemudian hari
Mari berdamai
lah. CNTA..
8.
Kerinduan Sang Pemimpi
Berawal dari tatap yang tiada arti
Lambat laun meninggalkan bekas di hati
Yang tak pernah tahu awal cerita itu dimulai
Layaknya seorang pemimpi,
yang berharap mampu menggapai bintang dimalam
kelam
Berbagai cara dilakukan, hari demi hari hanya untuk terus menunggu
Berbagai cara dilakukan, hari demi hari hanya untuk terus menunggu
malam tiba dengan taburan bintang yang indah
diangkasa
dan menunggu
satu bintang kecil terang
yang terlihat jelas dari kerumunan
banyaknya bintang
Sang pemimpi selalu berusaha menaklukkan malam
Sang pemimpi selalu berusaha menaklukkan malam
agar mampu meneropong bintang inspirasi
dilangit malam
Ingin rasanya sang pemilik kerinduan menyapa
Ingin rasanya sang pemilik kerinduan menyapa
dengan penuh
suka cita dan bahagia
Berbagi
imajinasi dan cerita
Namun entah berapa lama sang pemimpi berangan-angan
Namun entah berapa lama sang pemimpi berangan-angan
hingga malam
berlalu tak pernah sedikitpun celah takdir itu terwujud
Hanya ada kepasrahan, kehampaan, dan kerinduan
Hanya ada kepasrahan, kehampaan, dan kerinduan
yang melekat erat dihati sang pemilik bintang
inspirasi.
9.
Sederhana Saja..
Pada satu titik saat kedua sudut pandang bertemu
fokus ter-arah kepada sosok seorang yang tak
biasa
Seorang yang singgah sesaat
lalu pergi
Hanya sedetik kehadirannya mampu menghidupkan
imajinasi
yang telah lama padam
Tatapan erat matanya mampu
menggugah dan menggetarkan jiwa
Tak mudah diri ini membuka
mata sekejap memandang
menyatukan hal asing yang
melekat dan membatin didada
Pelan-pelan mengisi kekosongan
yang tercipta..
Bodohnya rasa ini, namun apalah daya
Jika Yang Kuasa berkehendak
dan memberkahi sebuah rasa
Sebuah rasa yang menginspirasi
untuk
kembali menghidupkan dongeng realita yang pernah terhenti
disuatu
tempat tak bertepi
Tak butuh pantai, aliran air, atau angin sejuk
berhembus sepoi-sepoi
Cukup canda
tawa, ungkapan lelucon, beriringan dengan
senyum simpul nya mampu menghadirkan
beribu-ribu
kebahagiaan, cukup hanya dengan cara yang sederhana..
10. Sakinah
Saat pertama kali kau langkahkan kaki
menuju rumah kediaman orang tua ku yang cukup sederhana, Itulah syurga kecilku.
Aliran darah ini
mengalir deras mengencangkan degup jantungku,
Saat kau ucapkan bismillah ungkap
ketulusan saat meminangku
mataku
menangkap basah tatapan dan senyum simpulmu
Membuat diri ini tersipu malu lemah tak berdaya
Mulai hari itu aroma mu takkan pernah
ku lupakan sampai kapanpun
Keelokakkan pribadimu memancarkan
cahaya Ilahi
Yang tak mampu terungkapkan dengan
kata..
Dimalam pengantin,
Kau dekap hangat tubuhku, Kau kecup
mesra keningku
Kehangatan yang kau berikan seakan
melemahkan peredaran bumi
Membuat bintang dilangit terisak
cemburu
Karena alam ini telah berhasil
menyatukan dua insan yang saling
mencintai
Akan ku pastikan ketulusan ini takkan
pernah usang dimakan usia..
Perpisahan,
Bagaimana mungkin harus terjadi
Saat kita baru saja menjalani separuh
bagian dari hidup ini
Begitu memilu kan hati, kepedihan
mulai menggrogoti jiwa
Isak tangis selalu terngiang saat kau
pergi untuk selamanya
Begitu banyak impian yang kita
ciptakan
Masihkah kau ingat semua itu, duhai
kasihku?
Waktu terlalu cepat berlalu..
Sangat cepat usia merenggutmu dari
sisiku..
Kini rambutku telah memutih, badanku
lemah,
Kulit ku mulai melonggar, jari jemari
ku semakin kurus
Tak terurus karena telah menua dalam
usia senja
Tahu kah engkau duhai sayangku,
Aku ingin cepat pergi dari dunia ini
Aku sangat merindukan mu
Dalam setiap sujudku,
Aku memohon agar sang Rabbi menyatukan
kita
Kembali dalam keabadian untuk
selamanya..
-IM-
Komentar
Posting Komentar