Langsung ke konten utama
Lama sekali saya tak jumpa dengan blog ini, dah lama pula tak nulis-nulis lagi sekarang saat nya saya untuk bercengkrama lagi ni, hanya saja saya tak memiliki inspirasi lagi apa yang harus saya muat ni. Baiklah di jum'at yang cerah sekali tak ada mendung berawan gelap, tidak salah lagi itu karena sama hal nya dengan isi hati saya saat ini cerah sekali :D 
singkat sajalah karena saya tak memiliki unsur menarik untuk mengisi kembali di blok ini saya hanya akan menyalin catatan hikmah yang pernah saya copas melalui internet namun saya letakkan di facebook, go cekidot kita simak bersama kutipan hikmah tersebut, semoga bermanfaat untuk pembaca walaupun sebenarnya sudah satu tahun yang lalu dishare tak apalah untuk kita ingat-ingat kembali dan renungkan bersama...

 judul: SHOLAT PENENANG JIWA


Sesungguhnya Aku ini adalah Allah. Tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku (Q.S. Toha: 14)
OLEH-OLEH pendakian spiritual (mikraj) Nabi Muhammad saw. yang dibawa dari langit ketujuh, seakan menjelma menjadi obat penawar bagi kegundahan dan kegusaran jiwa.
Kegundahan yang diakibatkan sering terjebaknya manusia pada kesenangan duplikat (duniawi) dan kegusaran jiwa yang dihasilkan oleh pabrik kehidupan yang kapitalis dan menjajah. Dengan kondisi demikian, manusia pun seakan terbagi menjadi kelas sosial yang terpecah dan terabaikan fungsi kemanusiaannya.
Tak heran bila banyak pengusaha yang haus harta, hingga akhirnya ia pun melupakan waktu luang untuk mengabdi kepada-Nya, menyisihkan harta pada kaum papa, dan melalaikan tugas kepemimpinannya di lingkungan keluarga.
Sementara itu, si fakir dan si miskin berani mengabaikan perintah Allah hanya demi mencari tunjangan materi agar mampu bertahan hidup, akibat menyurutnya solidaritas sosial. Apabila kondisi ini dibiarkan tak berdaya, akibat yang diperoleh bangsa adalah munculnya kekosongan amal baik yang tak diharapkan hadir di kehidupan. Celakanya lagi, manusia pun tak menyadari, dirinya harus berbuat baik, melepaskan beban hidup yang mengimpit, dan harus meraih ketenangan jiwa. Agar dalam mengarungi samudra kehidupannya, manusia merasa senang dan gembira tanpa dihantui beragam masalah kehidupan.
Sebesar apa pun arus kehidupan, kalau manusia memiliki "mental pejuang" tak dapat disangkal lagi ia pun akan tetap bertahan. Bertahan dari segala terpaan hidup yang menindas dan mengakibatkan dirinya diliputi kepiluan yang mendalam. Ketika dirinya berhadapan dengan "virus kemiskinan", dari jiwanya muncul kesiapan untuk menantangnya dan tak diliputi kegelisahan yang terus menerus menghinggapi diri. Sebab, sudah sejak awal tertanam dalam jiwa nama Allah yang dijadikan sebagai bentuk terapi bagi penyembuhan gangguan jiwa itu.
Salat dan ketenangan jiwa
Tujuan dari perintah Allah untuk menunaikan kewajiban salat yang lima waktu, agar umat Islam mampu meredam, menghilangkan kegelisahan, dan keresahan. Karena, sebelum Rasulullah saw "diisra dan dimikrajkan" oleh Allah, kesedihan sedang mendera batin beliau akibat wafatnya Abu Thalib dan Siti Khadijah. Betapa tidak, semasa hidupnya kedua orang tercinta inilah yang selalu melindungi dan memo­tivasinya untuk selalu tetap bersabar dalam menyiarkan ajaran Islam. Pada saat itu, salat yang disyariatkan ternyata mampu menjelma laiknya obat penenang jiwa dan penawar duka lara. Hingga beliau pun pernah bersabda, ”kesenanganku terjadi dalam salat “ (al-hadis).
Bahkan dalam hadis lain disebutkan, Ash-shalatu miraju al-muminun.” Salat merupakan mikrajnya orang mukmin. Dengan hadirnya hadis ini, kita pun seyogianya melaksanakan salat ketika jiwa mengidap gangguan jiwa. Gangguan yang diakibatkan oleh rasa gelisah karena takut tak mampu menghadapi kerasnya hidup ini. Meskipun peristiwa isra dan mikraj sering diperingati pada tanggal 27 Rajab, tak ada salahnya jika setiap hari kita mengingat makna di balik pensyariatan salat yang lima waktu itu. Hingga kita pun mendapat resep untuk mengobati jiwa kita yang sedang gundahgulana.
Namun, saat ini manfaat praktis salat pun seakan luput dari perhatian sebagian bangsa, hingga banyak orang yang mengidap kekeringan dan kekotoran jiwa. Dengan kata lain, kita malas melakukan proses pembersihan dan penyucian jiwa dari segala kekotoran jiwa yang mampu membuat kita merasa gelisah. Rasulullah terkasih dan tercinta bersabda, ”Salat lima waktu seperti air tawar yang berada di muka pintu seorang manusia yang tiap hari ia mandi lima kali sehari, maka tidak akan ada lagi kotoran yang tertinggal padanya.” (Al-hadis). Sedemikian hebatnya peran salat dalam membersihkan dan memproteksi diri dari kotoran sikap dan tindakan yang munkarot. Hingga dianalogikan dengan mandi yang diyakini mampu memberi penyegaran bagi tubuh dan jiwa.
Coba rasakan ketika kita tidak mandi selama berminggu-minggu, apa yang akan kita rasakan? Yang pasti tubuh akan terasa hitam kelam dan daki-daki menempel di tubuh. Begitu pula dengan kondisi kejiwaan kita yang tidak bisa lepas dari debu-debu kegundahan dan kegusaran yang mengganggu ketenangan jiwa. Kalaulah kita tak rajin membersihkannya, kegundahan dan kegusaran pun akan selalu menghantui gerak langkah hidup.
Dari sinilah dapat kita saksikan dan yakini peran salat dalam melindungi dan membersihkan kotoran-kotoran jiwa yang semakin akut merasuki batin. Tanpa melaksanakan salat secara benar dan khusyuk, saya rasa kita akan tetap dalam keadaan hampa dan cemas.
Allah SWT berfirman, “Sungguh telah menang (bahagia dan tenang) orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang salat dengan khusu” (Q.S. Al-Muminun: 1-2). Dari ayat ini kita dapat menyimpulkan, salat merupakan senjata ampuh yang harus digunakan untuk melawan segala gangguan jiwa seperti kecemasan, kegelisahan, dan keputusasaan.
Selain berdampak personal, salat pun berdampak sosial pula dan mampu membentuk manusia yang tak suka melakukan penindasan dan pendiskriminasian pada kaum papa. Hingga dirinya terkategori sehat secara sosialspiritual. Sebab, ia mampu membina hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Menurut pandangan WHO (World Healt Organization) manusia demikian telah mencapai tingkat kesehatan karena telah memenuhi salah satu rumusan sehat secara biologi, psikologi, sosial, dan spiritual.
Lalu apa yang akan terjadi ketika kita ditimpa kesusahan hidup, bagaimana kita menyikapi kondisi tersebut, dan apa yang akan kita lakukan untuk menangani dampak terhadap ketenangan jiwa itu?.
Dalam teori psikologi dijelaskan, manusia ketika dihadapkan pada kesusahan, emosinya pun akan berubah menjadi sedih. Sebab, manusia bergerak ke arah pencapaian hidup yang bahagia. Dengan kata lain, tak akan ada orang yang menginginkan kesulitan hidup melilit dirinya, kalau bukan orang yang sudah putus asa, dengan mengakhiri hidup secara tak manusiawi. Namun, rasa bahagia akan tergapai ketika seorang manusia memiliki kesiapan mental dalam menghadapi ujian kehidupan itu. Seorang pegawai rendahan, tukang becak, pengamen, pengecer koran, bahkan pengusaha sekalipun akan terguncang jiwanya ketika tak siap secara mental.
Demikian pula, keresahan jiwa hampir tak pandang bulu merasuki setiap jiwa manusia, bahkan para nabi pun pernah merasakannya. Untuk itu, seyogianya kita sejak awal membentengi diri dengan sikap sabar, tawakal, dan melakukan ibadah salat, kalaulah ingin meraih ketenangan jiwa. ”Dan minta tolonglah kalian (dalam menghadapi kegelisahan) dengan sabar dan salat “ (Q.S. Al-Baqarah: 45). Sebab dalam sabar dan salat terdapat efek terapeutik (penyembuhan) bagi jiwa yang sedang dirundung kegelisahan.
Ini bisa kita lihat dan pahami dari kepasrahan diri secara total pada Allah, hingga dirinya merasakan ketenangan. Salat merupakan salah satu bentuk zikrullah (mengingat Allah) yang bisa dipahami sebagai penghambaan pada-Nya.
Sementara itu dalam keterangan lain, disebutkan, “Alaa bidzikrillah tatmainu al-qulub.” (berzikirlah pada Allah, maka kamu akan tenang). Dari keterangan ayat ini, kita bisa menyimpulkan, salat sebagai salah satu zikir yang terbesar (waladzikrullah al-akbar) merupakan resep pengobatan/penyembuhan bagi kegelisahan jiwa.
Oleh sebab itulah, tak selayaknya kita mengabaikan salat dalam menjalani kehidupan yang makin hari semakin menampakkan gejala kegersangan jiwa dan spiritual. Hanya dengan salatlah kita akan merasakan, kita sedang diperhatikan dan dilindungi oleh Allah dari segala marabahaya yang tiap hari pasti mengancam diri. Sehingga ketenangan jiwa bakal selalu kita raih dan dapatkan.

Sekian semoga amal jariah kita di terima disisi Nya..Amin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Moment senior high school 2 Sampit (X11 ps1)

Apa  Kabar sahabat ku semua ?? Kali ini saya ingin sekali berbagi pengalaman dengan sahabat blogger semua ,and dengan siapa saja lah yang dengan rela hati ingin membaca blok ini ,apa yang ada didalam pikiran kalian jika dengar nama Senior High School  Atau SMA ? pasti ngesanin banget ya kalo di inget-inget masa-masa itu kita rame banget sama temen-temen seperjuangan kita , dimana pada saat itu kita masih sangat-sangat labilnya bahkan hampit setiap hari mendengar adanya tawuran. Jadi mengingat kan saya pada masa-masa SMA dulu , saya sekolah di SMAN 2 sampit saya mengambil jurusan IPS dan saya angkatan th 2010-2011. Yang sangat saya ingat sekali saat itu kami menduduki bangku sekolah kelas X11 ips1 yaitu pada pagi senin setelah upacara bendera selesai ,kami dikumpulkan dan dibariskan didepan kantor ruang guru ,pada saat itu kami tidak mengetahui apa-apa “ada apa ini ? knp kita dikumpulkan seperti ini “ salah satu dari teman kami bertanya –tanya  mana saat itu cuaca sudah mulai panas

Poetry #1

Kali ini saya akan memosting rangkaian kata yang tersimpan rapi di laptop mini, jika ada waktu saya akan tambah lebih banyak lagi, karena sewaktu-waktu saya pasti kembali membaca dan bernostalgia di blog ini.   Semoga terus ter-inspirasi, ber-inspirasi dan mampu meng-inspirasi. CHECK THIS OUT …. 1.   BINASA Sejauh mata memandang, angan mulai terbang bebas mencari pencerahan Petualangan hidup akan di lalui dengan penuh hambatan Ia mulai berjalan ke arah utara, ia melihat tampak air laut tergenang tanpa ombak berwarna cokelat kemerahan Saat berada di upuk barat ia kepanasan Saat raganya berada di timur ia terkatung-katung lari ketakutan Saat itulah ia pergi jauh ke selatan berharap mendapat ketenangan Langkah demi langkah ia lalui namun hanya percerai beraian yang ia saksikan Tangisan demi tangisan tak mampu di kendalikan Benaknya mulai berontak karena perbedaan yang menghunus hatinya Bagaimana mungkin tanah sekelilingnya yang indah berubah menjadi ta

kegiatan baksos HMJ Tarbiyah STAIN P.Raya

Kegiatan Bakti Sosial Apa kabar saudaraku semuanya ? alangkah lebih nikmatnya lagi jika semua yang berada didalam lingkup STAIN Palangka Raya ,alhamdulillah baik-baik saja selalu berada didalam lindungan Allah SWT ,salam sejahtera untuk kita semua. Disini kami akan memaparkan tentang kegiatan bakti sosial yang kami adakan dari kepengurusan HMJ Tarbiyah STAIN Palangka Raya yang diselengarakan pada Minggu,22 april 2012 kemaren. Kami selaku kepengurusan HMJ Tarbiyah STAIN Palangka Raya sudah mulai membuka posko didalam ruang lingkup STAIN Palangka Raya yaitu sejak senin,9 april 2012 yaitu dengan bertemakan “Dengan momentum hari kartini kita membangkitkan semangat pendidikan melalui 1000 alat tulis” alasan mengapa kami menggunakan tema ini  karena memeriah hari pendidikan kita yaitu peringatan Hari Kartini,Sabtu 21 april 2012. Kegiatan bakti sosial ini kami khusus kan untuk membantu saudara kita di Panti Asuhan Ayah Bunda,sehingg kami memohon partisipasinya dari seluruh mahasiswa ST